Tuesday, 30 September 2014
Pembangkit Cantik Dengan Gudang-gudang yang Berbenah
oleh: Ngurah Adnyana, Direktur (Operasi Jawa Bali Sumatera)
Selesai mandi dan berpakaian pagi itu, “Kling…..” HP saya berbunyi. Ketika dibuka, saya mendapati pesan Pak Anton “Pak saya sudah di depan rumah….!” Buru-buru saya buka pintu pagar dan mempersilahkan Pak Antonius Artono – Direktur Niaga PT Indonesia Power – untuk masuk. Setelah basa basi sebentar, tepat jam 06.00 pagi, kami pun berangkat.
Hari itu memang kami rencanakan mengunjungi PLTP Gunung Salak, PLTU Pelabuhan Ratu yang lokasinya searah Jakarta – Sukabumi, kemudian besoknya mampir di unit PLN di Sukabumi dan Bogor. Sudah lama saya merencanakan perjalanan ini sejak Pak Budi Widi Asmoro – Manajer Operasi Pembangkitan Sumatra Bagian Selatan – masih bertugas sebagai Manajer Proyek PLTU Pelabuhan Ratu. Sebelumnya saya pernah ke PLTU 3 x 350 MW ini tapi saat proyeknya masih berjalan.
Karena lokasinya sekitar Sukabumi, saya minta Pak Arif Pramudya – Manajer Area Sukabumi dan Pak Indera – Manajer APP (Area Pelaksana Pemeliharaan) Bogor yang menangani pemeliharaan transmisi untuk bergabung langsung di PLTP Gunung Salak, sehingga para “punggawa” PLN pembangkitan, transmisi dan distribusi di daerah Sukabumi ini bisa kumpul dan memahami tugasnya masing-masing.
Setelah menempuh perjalanan 3 jam lebih, kami sampai di PLTP Gunung Salak yang berlokasi di dalam komplek pembangkitan Chevron. Ternyata Pak Arif sudah sampai lebih dulu dengan pasukannya termasuk Manajer Rayon Cibadak dan staf yang melayani pelanggan PLN di sekitar Gunung Salak ini. Di PLTP Gunung Salak kami disambut Pak Dony Bakar – Manajer Unit Pembangkitan Gunung Salak beserta stafnya. Jadi bertemulah para punggawa PLN ini di pagi yang cerah itu untuk lebih intensif membangun sinergi.
Dalam paparan dan diskusi santai, Pak Dony menjelaskan bahwa ada 2 pengelola PLTP di Gunung Salak ini. Di sisi timur Chevron punya PLTP 3×60 MW dan di sisi barat PT Indonesia Power memiliki 3×60 MW. Faktor ketersediaan (EAF) di PLTP Gunung Salak ini mencapai 96% artinya hanya 4% dari sepanjang tahun PLTP Gunung Salak ini tidak siap beroperasi, bisa karena pemeliharaan atau ada gangguan. EAF 96% ini cukup tinggi. Tapi kemudian saya tanyakan:
“Apakah kinerja operasi PLTP Gunung Salak ini sudah masuk katagori World Class ?”
Pak Dony langsung menjawab “Belum Pak!” karena EAF PLTP Chevron tetangganya bisa mencapai EAF 99%. Di sisi lain, PLTP Gunung Salak sendiri pernah mencapai EAF 97%.
Dijelaskan juga kelebihan PLTP Gunung Salak ini pernah berhasil menjual Carbon Credit karena membangkitkan listrik dari energi terbarukan. Juga sudah 4 tahun berturut- turut mendapat proper hijau dari Kementerian Lingkungan Hidup.
Lalu saya tanya: “Berapa biaya pokok produksi (BPP) PLTP ini?” Kepada Pak Arif juga saya tanyakan: “Berapa harga jual rata-rata di Area Sukabumi ?”
Ternyata BPP PLTP Gunung Salak ini sekitar Rp 720/kWh, sedangkan harga jual di Area Sukabumi Rp 760/kWh. Harga jual ini termasuk rendah karena pelanggan di Sukabumi kebanyakan pelanggan rumah tangga dengan daya 450-900 VA. Kalau harga jual rata-rata di Jawa Bali Agustus 2014 sudah mencapai hampir Rp 1.000/kWh. Jadi kalau memproduksi lebih banyak di Gunung Salak, untungnya lebih besar pula. Makanya EAF PLTP Gunung Salak ini harus ditingkatkan lagi.
Dari bincang-bincang santai ini PLTP Gunung Salak mempunyai peluang yang cukup menantang. Pertama, EAF harus terus ditingkatkan sehingga bisa menyamai tetangganya PLTP Chevron. Dengan EAF yang lebih tinggi maka produksi listriknya akan bertambah yang pada akhirnya memberi keuntungan:
a) dari selisih harga jual dan biaya produksi akan menurunkan subsidi listrik dari pemerintah
b) menambah potensi penjualan carbon credit
c) ada potensi mendapat pembayaran “one cent dollar/kWh” kalau produksinya melebihi target
d) di sisi internal juga menjamin terpenuhinya KPI
Tantangan meningkatkan EAF sangat bisa dijawab dengan mengefisienkan waktu pemeliharaan pembangkit dan mencegah kemungkinan trip bila terjadi gempa bumi pada skala kecil.
Tantangan kedua, kesempatan untuk memperoleh proper emas ada di depan mata. Mendapat proper emas bagi pembangkit listrik tentu merupakan kebanggaan dan keunggulan sendiri baik bagi pembangkitnya maupun bagi perusahaan pemiliknya.
Nah kalau target ini bisa dicapai, PLTP Gunung Salak sudah bisa dikategorikan Kelas Dunia. Bisakah ? Tentu teman-teman di PLTP Gunung Salak yang harus menjawabnya !
Setelah makan siang kami berangkat ke PLTU Pelabuhan Ratu yang biasanya disingkat PLTU PRatu dengan menempuh 1,5 jam perjalanan. Sampai di PLTU saya mendapat kesan sangat berbeda bila dibandingkan dengan saudara-saudaranya yang lain. PLTU ini lebih cantik, secantik lukisan besar yang menempel di loby kantor PLTU. Di PLTU ini juga tersedia workshop dan warehouse (gudang) yang luas dan lengkap dengan peralatannya.
Setelah diskusi santai dengan teman-teman Proyek yang diwakili Pak Jarot Hutabri, Pak Adil sebagai aset manajer dari UPJB, Pak Hendra Hani dari Indonesia Power sebagai aset operator, Pak Indera dari P3B, Pak Arif dari Area Sukabumi, beberapa hal masih perlu dituntaskan agar PLTU ini bisa beroperasi lebih baik dan lebih cantik lagi.
Tongkang batubara yang seharusnya bisa keluar masuk dermaga bongkar (Jetty) masih belum mendapat ijin beroperasi malam hari. Ini tugas UPJB untuk menyelesaikannya. Pemeliharaan tahun pertama (first year inspection / FYI) saya minta kepada UIP agar bisa dipercepat dari target 75 hari. Penyediaan sparepart PLTU harus bisa disediakan aset operator tepat waktu dan tepat kualitas. P3B Jawa Bali akan menyelesaikan jaringan transmisi 150 KV PRatu – Lembursitu – Cianjur sehingga awal Oktober 2014 bisa disalurkan seluruh daya dari PLTU PRatu ke Cianjur dan Bogor.
Kepada Pak Arif saya minta dipastikan agar masyarakat di sekitar PLTU Pratu ini semua sudah tersambung aliran listrik PLN. Tak elok kalau ada masyarakat belum menikmati aliran listrik sedangkan di dekatnya ada PLTU 1050 MW.
Pak Hendra juga saya minta mempercantik lingkungan PLTU dengan tanaman-tanaman dan lampu taman yang didesain oleh landscape designer (desainer taman) bukan didesain oleh enjiner listrik atau mesin yang biasanya merasa serba bisa….termasuk saya waktu masih muda.
Gudang berbenah.
Gudang BerbenahBesoknya saya mengunjungi Area Sukabumi dan sebelum balik ke Jakarta dengan kereta api Sukabumi – Bogor yang cukup nyaman. Di Sukabumi saya sempatkan melihat gudang Area Sukabumi yang sudah mulai menerapkan 5-S dan GOLD. Peletakan barang-barangnya mulai rapi dan tertata baik. Di Bogor pun saya melihat gudang Area Bogor di Semplak dan gudang APP Bogor yang berlokasi di GI Bogor Baru. Di gudang APP ini, isolator 150 KV tidak diletakkan menggeletak di lantai atau dibiarkan tetap dalam peti kayu, tapi disimpan dalam posisi tergantung di gantungan isolator yang dibuat khusus seperti gambar di samping ini.
Minggu berikutnya, di Area Metro Lampung saya melihat gudang Area yang sangat luas. Tanahnya ex PLTD Metro yang sudah lama tidak beroperasi. Pak Teuku Khaldun Manajer Sektor Lampung sudah menyerahkan lahan seluas 26.900 m2 tersebut untuk dipakai gudang Area Metro. Pak Sohhin Manajer Area Metro yang sebentar lagi akan pindah ke Yogya sangat senang dan akan menjadikan lokasi itu sebagai gudang dan Gerai Layanan.
Gudang Berbenah_Gudang-gudang yang bersih inilah yang saya lihat langsung saat berkunjung ke Area Sukabumi, APP Bogor, PLTU PRatu, Area Bogor yang berlokasi di Semplak dan Area Tanjung Karang Lampung pada minggu berikutnya. (gambar disamping)
Kami punya target bahwa sampai akhir 2014, seluruh gudang di Unit-unit PLN sudah harus menerapkan 5-S dan GOLD. Tidak boleh ada pengecualian. Makanya seluruh unit PLN sekarang sedang membenahi gudangnya sehinga target ini bisa tercapai.
Kalau menilai apakah rumah dikelola dengan baik, maka lihatlah kamar mandinya. Kalau kamar mandinya bersih dan rapi, pastilah keluarga ini mengelola rumahnya dengan baik. Kalau ingin melihat perusahaan apakah dikelola dengan baik, lihatlah gudangnya. Kalau gudangnya bersih dan rapi, kita boleh percaya perusahaan itu dikelola dengan baik. Apakah betul begitu, silahkan buktikan sendiri.
Jakarta, 26 September 2014
Subscribe to:
Post Comments (Atom)


No comments:
Post a Comment